1. Definisi dan Fungsi Defoamers Untuk Tinta Cair
Defoamers untuk tinta cair adalah
campuran aktif dari cairan hidrokarbon, surfaktan, sabun logam, hidrofobik
silika, dan bahan lainnya, dengan atau tanpa silikon yang dimodifikasi dengan
kation. Defoamer adalah bahan additive yang ditambahkan untuk tinta yang
memiliki viskositas rendah atau cair. Defoamer dapat digunakan selama proses
persiapan tinta cair maupun saat pengaplikasian tinta untuk mencegah terjadinya
penumpukan busa.
2. Penyebab Terjadinya Pembusaan dan Akibat yang Ditimbulkan pada Percetakan
Foaming adalah kejadian munculnya pembusaan
pada tinta, biasanya pada tinta yang encer seperti tinta cetak flexography. Hal
ini seringkali diakibatkan oleh udara yang terserap masuk pada tinta, gelembung
reaksi, penggabungan udara, atau udara yang ada pada substrat.
Foaming menyebabkani pengaruh negatif pada proses cetak
seperti hasil cetak yang penampilan visualnya kurang baik, membuat proses
produksi menjadi lama, resistensi air berkurang, dan kualitas ketika
diaplikasikan menjadi menurun.
3.
Cara Mencegah Pembusaan pada
Tinta Cetak
Untuk mencegah busa selama prosses persiapan dan
aplikasi, sangat penting untuk menggunakan pencegah busa yang kompatibel. Saat
memilih pencegah busa, penting agar pencegah busa kompatibel dalam sistem
pelapisan hanya sampai batas tertentu karena hal ini dapat menyebabkan
kerusakan permukaan dan masalah pembasahan.
Defoamers adalah bahan
additive yang ditambahkan pada tinta. Bahan ini berfungsi menahan pembentukan
gelembung busa. Molekul defoamant bekerja dengan melekatkan diri pada gelembung
udara dan membuat gelembung tersebut berada pada titik lemah, lalu meletus dan
hilang.
4. Definisi Varnish dan Fungsinya untuk Tinta Cetak
Varnish
merupakan bahan pengikat yang biasa digunakan dalam pembuatan tinta cetak.
Varnish merupakan suatu media agar bahan pewarna maupun penolong yang
ditambahkan kedalam tinta cetak, sehingga dapat didispersikan dengan sempurna.
Varnish digunakan sebagai bahan untuk mengikat
partikel – partikel pigmen menjadi pasta. Varnish juga dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu pasta (mudah mengalir) dan structured (tidak mudah mengalir)
5. Proses Pembuatan Varnish
Pada umumnya varnish terbuat dari resin, baik yang
berasal dari alam (natural) maupun sintesis dan pelarut seperti alkohol dan
air. Pemilihan resin dan pelarut tergantung dari bahan cetak dan kebutuhan
tinta cetak.
Pernis alami diproduksi dengan memanaskan resin,
menambahkan minyak alami seperti minyak biji rami, memasak campuran ke
viskositas yang diinginkan, dan kemudian mengencerkannya dengan terpentin.
Lapisan yang dihasilkan memakan waktu tiga hingga empat hari untuk mengeras,
memiliki warna kuning, dan akhirnya mengalami retakan seiring bertambahnya
usia.
pernis diproduksi dari resin, pelarut, dan aditif.
pembuatan pernis untuk tinta cair sering menimbulkan bahaya kebakaran dan
ledakan besar karena sifat pelarutnya. pernis ini (untuk flexo, gravure, dan
banyak lagi) diproduksi dengan mengaduk bahan dalam bak yang ditutup untuk
mencegah keluarnya pelarut peledak. bak sering didinginkan dengan air. pernis
seperti itu biasanya diproduksi oleh produsen tinta.
pembuatan pernis untuk tinta litograf melibatkan lebih
dari sekadar mencampur bahan-bahan secara bersama-sama, mereka dimasak, baik
oleh pembuat tinta atau oleh pemasok pembuat tinta, sebuah pabrik pernis.
membuat pernis minyak pengeringan yang khas melibatkan ketel tertutup yang
diisi dengan alkid minyak pengeringan, pelarut, dan aditif yang dimasak dengan
suhu dari 250-450. waktu dan suhu proses memasak bervariasi, tergantung pada
persyaratan pernis. proses ini dilakukan di bawah selimut nitrogen untuk
mencegah oksidasi komponen minyak pengeringan.
Wihh baru tau kamu punya blog.. lanjutin lagi dong buat tulisannya. Semangattt
BalasHapus