Jumat, 10 Mei 2019

Defoamers Tinta Cair




1. Definisi dan Fungsi Defoamers Untuk Tinta Cair

               Defoamers untuk tinta cair adalah campuran aktif dari cairan hidrokarbon, surfaktan, sabun logam, hidrofobik silika, dan bahan lainnya, dengan atau tanpa silikon yang dimodifikasi dengan kation. Defoamer adalah bahan additive yang ditambahkan untuk tinta yang memiliki viskositas rendah atau cair. Defoamer dapat digunakan selama proses persiapan tinta cair maupun saat pengaplikasian tinta untuk mencegah terjadinya penumpukan busa.
 

2. Penyebab Terjadinya Pembusaan dan Akibat yang Ditimbulkan pada Percetakan

                        Foaming adalah kejadian munculnya pembusaan pada tinta, biasanya pada tinta yang encer seperti tinta cetak flexography. Hal ini seringkali diakibatkan oleh udara yang terserap masuk pada tinta, gelembung reaksi, penggabungan udara, atau udara yang ada pada substrat.
               Foaming menyebabkani pengaruh negatif pada proses cetak seperti hasil cetak yang penampilan visualnya kurang baik, membuat proses produksi menjadi lama, resistensi air berkurang, dan kualitas ketika diaplikasikan menjadi menurun.        

3.    Cara Mencegah Pembusaan pada Tinta Cetak
Untuk mencegah busa selama prosses persiapan dan aplikasi, sangat penting untuk menggunakan pencegah busa yang kompatibel. Saat memilih pencegah busa, penting agar pencegah busa kompatibel dalam sistem pelapisan hanya sampai batas tertentu karena hal ini dapat menyebabkan kerusakan permukaan dan masalah pembasahan.
Defoamers adalah bahan additive yang ditambahkan pada tinta. Bahan ini berfungsi menahan pembentukan gelembung busa. Molekul defoamant bekerja dengan melekatkan diri pada gelembung udara dan membuat gelembung tersebut berada pada titik lemah, lalu meletus dan hilang.

4.    Definisi Varnish dan Fungsinya untuk Tinta Cetak
Varnish merupakan bahan pengikat yang biasa digunakan dalam pembuatan tinta cetak. Varnish merupakan suatu media agar bahan pewarna maupun penolong yang ditambahkan kedalam tinta cetak, sehingga dapat didispersikan dengan sempurna.
Varnish digunakan sebagai bahan untuk mengikat partikel – partikel pigmen menjadi pasta. Varnish juga dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pasta (mudah mengalir) dan structured (tidak mudah mengalir)

5.    Proses Pembuatan Varnish
Pada umumnya varnish terbuat dari resin, baik yang berasal dari alam (natural) maupun sintesis dan pelarut seperti alkohol dan air. Pemilihan resin dan pelarut tergantung dari bahan cetak dan kebutuhan tinta cetak.
Pernis alami diproduksi dengan memanaskan resin, menambahkan minyak alami seperti minyak biji rami, memasak campuran ke viskositas yang diinginkan, dan kemudian mengencerkannya dengan terpentin. Lapisan yang dihasilkan memakan waktu tiga hingga empat hari untuk mengeras, memiliki warna kuning, dan akhirnya mengalami retakan seiring bertambahnya usia.
pernis diproduksi dari resin, pelarut, dan aditif. pembuatan pernis untuk tinta cair sering menimbulkan bahaya kebakaran dan ledakan besar karena sifat pelarutnya. pernis ini (untuk flexo, gravure, dan banyak lagi) diproduksi dengan mengaduk bahan dalam bak yang ditutup untuk mencegah keluarnya pelarut peledak. bak sering didinginkan dengan air. pernis seperti itu biasanya diproduksi oleh produsen tinta.
pembuatan pernis untuk tinta litograf melibatkan lebih dari sekadar mencampur bahan-bahan secara bersama-sama, mereka dimasak, baik oleh pembuat tinta atau oleh pemasok pembuat tinta, sebuah pabrik pernis. membuat pernis minyak pengeringan yang khas melibatkan ketel tertutup yang diisi dengan alkid minyak pengeringan, pelarut, dan aditif yang dimasak dengan suhu dari 250-450. waktu dan suhu proses memasak bervariasi, tergantung pada persyaratan pernis. proses ini dilakukan di bawah selimut nitrogen untuk mencegah oksidasi komponen minyak pengeringan.

CONTOH PARAGRAF SHORTSTORY Bahasa Inggris beserta Analisis bentuk Tense


analysis past tense in a story 


We thought that we were on the right path when suddenly we ran into a very familiar rock and realised that we had been walking in circles for quite a long time. We were totally lost, and the fact that we had already finished our water provisions wasn't very promising.

We decided to go uphill because according to John, it would be easier to spot a way out from an elevated point. He had learned/had learnt that from a documentary he had seen about survival. But what the documentary hadn't taught John was that maybe it’s not such a good idea to go up a mountain when you are exhausted and waterless.

We had trekked one mile when we started to have a horrible feeling that that might be our last trek. Of course, we didn't say anything, but we could see in each other’s eyes that at that precise moment we were thinking precisely the same. We couldn't walk any longer, so we decided to sit and rest, quietly, because neither of us wanted to share any of our gloomy thoughts.

"Hello, can I help you?" we suddenly heard. We raised our heads and saw a little man with slanted eyes and a childish grin. He was standing right next to us. I wondered where he had come from and how long he had been standing there. But it didn't matter really, because we were safe.


Analisis tense tiap paragraf
paragraf 1 :

  • ran into (simple past tense)
  • realised (simple past tense)
  • had been walking (past perfect continuous tense)
  • had already finished (past perfect continuous tense)
paragraf 2 :
  • decided (simple past tense)
  • had learned/had learnt (past perfect tense)
  • had seen (past perfect tense)
  • hadn't taught (past perfect tense)
paragraf 3 :
  • had trekked (past perfect tense)
  • started (simple past tense)
  • didn't say (simple past tense)
  • were thinking (past continuous tense)
  • decided (simple past tense)
paragraf 4
  • heard (simple past tense)
  • raised (simple past tense)
  • saw (simple past tense)
  • was standing (past continuous tense)
  • had come (past perfect tense)
  • had been standing (past perfect continuous tense)