Sabtu, 26 Oktober 2019

KARDIOVASKULER

KARDIOVASKULER
ARTERIOSKLEROSIS
 DAFTAR ISI 
Kata Pengantar                  …………………………………………………………………  
Daftar Isi                         …………………………………………………………………  
Definisi Arteriosklerosis    …………………………………………………………………  
Penyebab Arteriosklerosis  …………………………………………………………………  
Fase – Fase Perubahan Dinding Pembuluh Darah Koroner      ……    
Faktor Peningkatan Resiko Arteriosklerosis ……………………………………  
Tabel Resiko Peningkatan Arteriosklerosis   ……………………………………  
Tipe – Tipe Arteriosklerosis       ………………………………………………………… 
Gejala Arteriosklerosis              ………………………………………………………… 
Pemeriksaan Penunjang              ………………………………………………………… 
Komplikasi Arteriosklerosis                ………………………………………………………… 
Pencegahan                               ………………………………………………………… 
Kata Penutup                             ………………………………………………………… 



DEFINISI ARTERIOSKLEROSIS
Penyakit arteriosclerosis adalah penyakit, dimana dinding arteri menjadi lebih tebal dan kurang lentur. Dimana bahan lemak terkumpul dibawah lapisan sebelah dalam dari dinding arteri. Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, organ vital lainnya dan lengan serta tungkai. Jika aterosklerosis terjadi di dalam arteri yang menuju ke otak (arteri karotid), maka bisa terjadi stroke. Jika terjadi di dalam arteri yang menuju ke jantung (arteri koroner), bisa terjadi serangan jantung.



PENYEBAB ARTERIOSKLEROSIS
Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, pindah dari aliran darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan bahan-bahan lemak. Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini akan terkumpul, menyebabkan bercak penebalan di lapisan dalam arteri. Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan karena ateroma terus tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan kalsium, sehingga menjadi rapuh dan bisa pecah. Darah bisa masuk ke dalam ateroma yang pecah, sehingga ateroma menjadi lebih besar dan lebih mempersempit arteri. Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan memicu pembentukan bekuan darah (trombus). Selanjutnya bekuan ini akan mempersempit bahkan menyumbat arteri, atau bekuan akan terlepas dan mengalir bersama aliran darah dan menyebabkan sumbatan di tempat lain (emboli).


FASE – FASE PERUBAHAN DINDING PEMULUH DARAH KORONER
  1.     Fase dinding normal
Pembuluh darah masih bersih, belum terdapat lapisan lemak.
  2.    Fase lapisan lemak
Sudah terdapat bercak lemak pada dinding intima arteri dan sudah terjadi kerusakan dan disfungsi endotolium yang menjadi keras dan kaku.
  3.    Fase pembentukan atheroma
Peningkatan dinding pembuluh darah minor menyebabkan ploriferasi sel intima dan akhirnya terbentuk “fibrous palte”.




FAKTOR PENINGKATAN RESIKO ARTERIOSKLEROSIS
  -        Tekanan darah tinggi.
  -        Kadar kolesterol tinggi.
  -        Perokok.
  -        Diabetes (kencing manis).
  -        Kegemukan (obesitas).
  -        Malas berolah raga.
  -        Usia lanjut.
  -        Riwayat keluarga.
  -        Banyak memakan makanan yang berlemak tinggi.

TABEL RESIKO PENINGKATAN ARTERIOSKLEROSIS
Tidak dapat diubah
Dapat diubah
Mayor
Minor
· Usia
- Peningkatan Serum
- Gaya hidup yang kurang bergerak
- Hipertensi
· Jenis Kelamin
- Merokok
- Stres psikologik
- Gangguan toleransi glukosa
· Riwayat Keluarga
- Diet tinggi lemak jenuh, kolesterol, kalori
- Tipe Kepribadian
· RAS




TIPE – TIPE ARTERIOSKLEROSIS
 •   Arteriolosclerosis adalah setiap pengerasan (dan hilangnya elastisitas) dari arteriol (arteri kecil). Hal ini sering karena hipertensi.
 • Aterosklerosis adalah pengerasan pembuluh darah karena plaque. Atherosclerosis ateromatosa khusus adalah bentuk paling umum dari arteriosclerosis. Aterosklerosis ditandai dengan penebalan intima dengan plak yang mungkin mengandung lipid sarat makrofag ("sel busa"). Plak mengandung lemak bebas (kolesterol, dll) dan rentan terhadap kalsifikasi dan ulserasi.
 • Arteriosklerosis obliterans biasanya terlihat dalam arteri sedang dan besar dari ekstremitas bawah. Ditandai dengan fibrosis dan kalsifikasi intima media. Lumen kapal dapat dihilangkan atau menyempit nyata.
 •   Medial sclerosis kalsifikasi (sklerosis Monckeberg kalsifikasi) terlihat terutama pada orang tua, umumnya dalam arteri tiroid dan uterus. Ditandai dengan kalsifikasi dari lamina elastis internal tetapi tanpa penebalan intima atau penyempitan.










GEJALA ARTERIOSKLEROSIS
    1.   Sesak napas mulai dengan napas yang terasa pendek
  2.   sewaktu melakukan aktivitas yang cukup berat, yang biasanya tak menimbulkan keluhan. Makin lama sesak makin bertambah, sekalipun melakukan aktivitas ringan.
  3.     Klaudikasio intermiten, suatu perasaan nyeri dan keram di ekstremitas bawah, terjadi selama atau setelah olah raga
  4.     Peka terhadap rasa dingin
  5.     Perubahan warna kulit
   6.     Pemeriksaan Laboratorium
 7.     Kadar kolesterol di atas 180 mg/dl pada orang yang berusia 30 tahun atau kurang, atau di atas 200 mg/dl untuk mereka yang berusia lebih dari 30 tahun, dianggap beresiko khusus mengidap penyakit arteri koroner.
   8.     Pemeriksaan Radiografik.


PEMERIKSAAN PENUNJANG
-ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan darah di pergelangan kaki dan lengan
- Pemeriksaan Doppler di daerah yang terkena
- Skening ultrasonik Duplex
- CT scan di daerah yang terkena
- Arteriografi resonansi magnetik
- Arteriografi di daerah yang terkena
- IVUS (intravascular ultrasound).

KOMPLIKASI ARTERIOSKLEROSIS
  • Penyakit jantung koroner
  • Kerusakan organ (seperti ginjal, otak, hati dan usus)
  • Serangan jantung
  • Stroke
  • Terlalu sedikit darah di tungkai dan kaki
  • Serangan iskemik sesaat (transient ischemic attack, TIA)
  
PENCEGAHAN
 Ã¼  Tidak merokok.
 Ã¼  Mengatur pola makan. Hindari makanan berlemak, perbanyak makan sayuran dan buah.
 Ã¼  Olahraga secara teratur.
 Ã¼  Mengecek kadar kolesterol, gula darah dan lain-lain secara berkala.
 Ã¼  Tidak minum minuman beralkohol.
 Ã¼  Jaga berat badan agar tetap normal.
 Ã¼  Jika memiliki riwayat diabetes, penyakit jantung atau stroke, rawat penyakit anda dengan baik.



KATA PENUTUP


Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

Saya harap semoga makalah ini berguna bagi saya pada khususnya bagi pembaca yang telah bersedia membaca makalah ini.
Terima kasih.

Sabtu, 19 Oktober 2019

Makalah Penggunaan Kaca Pada Bangunan

Fasade Kaca Pada Bangunan



DAFTAR ISI

Kata pengantar………………………………………………………..        1
Daftar isi……………………………………………………………….       2
BAB I
PENDAHULUAN
   1.1                         Latar Belakang…………………………………………………..       3
   1.2                         Rumusan Masalah……………………………………………….       3
   1.3                         Tujuan……………………………………………………………      4


BAB II
PEMBAHASAN
2.1                      Pengertian Kaca………………………………………………......      5
2.2                      Sejarah dan Perkembangan Kaca………………………………....     5
2.3                      Sifat Kaca…………………………………………………………     6
2.4                      Pembuatan Kaca…………………………………………………..     6
2.5                      Jenis – jenis Kaca…………………………………………………     7
2.6                      Aplikasi Kaca pada Bangunan ……………………………………    11     

BAB III
PENUTUP
   3.1                         Kesimpulan...................................................................................   14
   3.2                         Saran.............................................................................................   14
   3.3                         Daftar Pustaka...............................................................................   14











BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pada zaman sekarang, kaca sudah sangat banyak ditemukan dan dipakai dalam berbagai hal, termasuk dalam bidang arsitektur bangunan. Banyak kesan dan image yang bisa dimunculkan dengan keterlibatan material kaca sebagai bagian dari interior maupun eksterior bangunan.
Begitu kuat efek yang bisa ditimbulkan oleh kaca membuat banyak perancang bangunan memilij kaca sebagai “pembungkus” dan atau “pengisi” sebuah bangunan atau gedung. Terlebih lagi dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, kaca bisa menjadi elemen utama bangunan bahkan yang bersifat penahan beban atau structural, walaupun masih memerlukan elemen pendukunglainnya sebagai rangka atau penguatnya (lantai kaca, atap kaca, dinding kaca, tangga kaca)
Tetapi tidak menutup kemungkinan akan muncul penggunaan kaca solid sebagai penahan beban tanpa adanya elemen pendukung. Dengan demikian kaca dapat menggantikan peran material lainnya seperti batu bata.  

1.2.Rumusan Masalah
Untuk banyak contoh kasus, kaca dapat mendukung unsur venustas (keindahan) bangunan, yaitu dengan ornament – ornament dari kaca (cermin pada interior, kaca warna mosaic, dll). Dan sudah ada juga yang menggunakan kaca sebagai unsur firmitas, yang kebanyakan dari penggunaannya dimaksudkan untuk menunjang aspek venustas, yaitu untuk menimbulkan kesan tertentu pada sebuah ruangan, dan mendukung aspek utilitas cahaya sebuah ruangan. Selama ini kaca sering  digunakan sebagai interior dalam sebuah bangunan, namun di akhir abad ke-20 banyak bangunan yang menggunakan kaca sebagai eksterior (fasad) sebuah bangunan. Berikut permasalahan penggunaan kaca pada bangunan antara lain:
1.2.1          Bagaimana tingkat keamanan bangunan yang menggunakan kaca?
1.2.2          Jenis kaca apa saja yang digunakan sebagai interior dan eksterior bangunan?
1.2.3          Mengapa sekarang banyak bangunan yang menggunakan kaca sebagai interior dan eksterior ruangan?




1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah meninjau sifat – sifat kaca sebagai material bangunan, yang menunjang system keberdirian bangunan. Adapun tujuan dari makalah ini anara lain:
  1.3.1               Memahami sejarah penggunaan kaca
  1.3.2               Mengetahui proses pembuatan kaca
  1.3.3               Mengetahui penggunaan kaca pada bangunan
  1.3.4               Mengetahui interior yang menggunakan kaca











BAB II
PEMBAHASAN

2.1           Pengertian Kaca
Kaca adalah bahan yang tidak padat, karena molekul – molekulnya tersusun acak seperti halnya zat cair, namun kohesinya membuat bentuknya menjadi stabil. Karena susunannya acak seperti zat cair itulah maka kaca terlihat transparan.
Kaca adalah suatu bahan cair yang diolah sedemikian rupa didapatkan dari beberapa proses kimia, fisika dan biologi yang produknya berupa padatan. Salah satu bahan utama pembuatan kaca yaitu pasir silika. Oleh karena itu kaca memiliki sifat fisika yang tembus cahaya. serta bening karena didukung oleh bahan- bahan yang menunjang kaca menjadi produk yang banyak diminati banyak orang.

2.2           Sejarah dan Perkembangan Kaca
Kaca pertama kali ditemukan secara tidak sengaja di daerah Syiria pada 5000 SM, dengan melelehnya batuan yang digunakan untuk memasak dan kemudian mengeras menjadi opaque (tidak transparan)
Sekitar 3500 SM, bahan dasar kaca mulai digunakan sebagai bahan yang memberi efek kilau pada vas dan pot. Para pedagang yang mengetahui ini mulai menyebarkan informasi ini sepanjang perjalanan mereka.
[ada 1600 SM mulai dibuat vas yang terbuat dari kaca. Juag bukti – bukti adanya pembuatan kaca di Yunani dan China.
Sampai abad ke-8 SM kerajinan kaca mulai berkembang di daerah Mesopotamia dan seterusnya sampai Italia. Cara pembuatan kaca tertulis pertama dibuat pada tahun 650 SM, dengan ukiran di atas lempengan batu yang tersimpan di perpustakaan raja Assyria Ashurbanipal (669 – 626 SM)
Antara 27 SM sampai 14 M, ditemukan cara baru dalam mrngolah kaca: glassblowing. Pada tahun 100 M, bangsa Roma menjadi yang pertama menggunakan kaca dalam arsitektur, dengan ditemukannya clear glass.
Sekita tahun 1000 M, bangsa Eropa kesulitan mencari bahan dasar kaca mulai mengguanakan bahan dasarlain, yaitu potash. Pada abad 11, Jerman menciptakan metode membuat kaca lembaran (glass sheets).
Pada akhir abad 19, mulai berdiri bangunan yang mengunakan kaca sebagai bungkus luar rangka bangunan, dan menjadi hal yang sangat baru karena pada zaman tersebut lazim menggunakan bata untuk dindingnya.



2.3           Sifat Kaca
Kaca biasanya merupakan material yang tembus pandang, namun dalam pemakaian dapat dibuat buram (sedikit tembus pandang) atau tidak tembus pandang sama sekali. Dapat juga digabung dengan warna yang dimasukkan pada saat keadaan cair. Warna pada kaca dihasilkan melalui pencampuran material dasar kaca dan logam antara lain seperti:



Penggunaan kaca pada bangunan akan menimbulkan kesan Рkesan tertentu. Pada bangunan bertingkat banyak, pada fa̤ade-nya akan memberikan kesan mewah dan megah. Untuk bangunan rumah tinggal dan bertingkat rendah penggunaan kaca bisa membawa kesan modern, mewah, dan bersih.

2.4           Pembuatan Kaca
Bahan baku utama kaca adalah pasir kuarsa dan soda. Tetapi ada bahan lain yang digunakan untuk memperkuat ataupun untuk penambah sifat – sifat lainnya.


Bahan baku
Persentase (%)
Keterangan
Pasir kuarsa
58,6
Bahan baku dengan titik lebur tinggi
Soda dan potas
21,5
Bahan mempermudah peleburan
Kapur
10,4

Dolomit
10

Sulfat/feldspar, dll
3,5
Bahan penjernih

Kaca pada bangunan biasa dalam bentuk lembaran biasa dibuat dengan beberapa metode:
2.4.1    Kaca yang ditarik

Untuk menggunakan metode ini, kaca harus dicairkan terlebih dahulu. Kaca yang sudah dalam keadaan cair akan ditekan hingga keluar dari pinggir wadah. Kaca yang keluar tersebut akan ditarik oleh rol –rol yangs saling berhadapan, dimana jarak antar rol tersebut adalah ketebalan kaca yang dihasilkan.

2.4.2    Kaca yang dituang
Metode ini memerlukan wadah yang biasanya terbuat dari besi. Wadah tersebut berukuran panjang 600 -700 mm dan lebar 400 mm. kaca cair dituang dan tebal kaca yang dihasilkan tergantung pada tinggi wadah yang dipakai.

2.4.3    Kaca yang diapung
Metode ini bekerja dengancara mengapungkan cairan kaca di atas cairan timah. Tebal kaca yang dihasilkan tergantung pada jumlah cairan kaca yang dituang ke atas cairan timah tersebut. Kaca yang dihasilkan dengan metode ini memiliki mutu yang tinggi.


2.5           Jenis – jenis Kaca
Kaca memiliki jenis yang beragam. Jenis –jenis kaca yang ada di pasaran adalah sebagi berikut:


Kaca structural adalah kaca yang dipakai sebagai material permukaan horizontal maupun vertical sepertidinding, partisi, dan bidang – bidang sempit. Ketebalan kaca structural bermacam – macam mulai dari 6,35 mm sampai 31,75 mm. metode pemasangan untuk di dalam dan di luar bangunan juga berbeda. Kaca structural tidak dikombinasikan dengan material kayu, melainkan harus menggunakan bahan masonry, karena harus tahan air.
Cermin (mirror) terbuat dari kaca yang diberi lapisan reflektif yang terbuat dari lapisan logam tipis perak, perunggu, emas, atau krom. Lapisan logam tersebut bisa dibuat semi transparan atau opaque,  bisa terlindung lapisan tambahan ataupun tidak.
Alarm glass  merupakan kaca yang dilengkapi dengan kabel tipis, yang merupakan bagian dari rangkaian elektrik yang akan mengaktifkan alarm bila kaca rusak. Anti-reflective glass merupakan kaca yang meredamsifat refleksi cahayanya, namun masih transparan. Body-tinted glass adalah kaca yang berwarna. Pemasukkan zat kimia terjadi pada saat pelelehan kaca.
Electro-chromatic glass adalah kaca yang dapat diatur agar menjadi lebih gelap atau tidak, dengan tergantung voltase yang dihasilkan oleh cahaya matahari bila matahari lebih terik, kaca ini akan berubah menjadi lebih gelap. Fire resistant glass adalah kaca tahan api, jenis ini ada dua macam, heat transmitting dan fire insulating.
Float glass adalah kaca standar yang berupa lembaran. Laminated glass adalah kaca untuk pengaman. Terdiri dari dua atau lebih lembar kaca yang digabungkan. Low emission glass adalah kaca yang tidak tembus suhu dari luar dan mempertahankan suhu dalam ruang.
Patterned glass kaca yang memiliki ukiran. Ukiran tersebut berasal dari cetakan pada saat kaca dipress. Reflective glass adalah kaca yang memantulkan cahaya dan bayangan yang lebih jelas. Self cleaning glass adalah kaca yang permukaan luarnya dilapisi  photocatalytic, sehingga debu dan kotoran yang menempel akan langsung bersih bila terkena air hujan.
Tempered glass adalah kaca yangdiperkuat dengan cara memanaskan kaca sampai titik hamper melebur. Lalu kedua permukaannya didinginkan secara cepat dengan aliran udara. Dengan demikian bagian permukaan kaca akan berada dalam keadaan tekan (state of compression), dan bagian dalam kaca akan berada dalam keadaan tarik (state of tension). Kaca ini mampu menahan beban 4 sampai 5 kali kaca biasa.

Menurut Garg (2007), jenis kaca yang penting dan sering digunakan sebagai bahan bangunan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a.      Kaca Normal (Annealed Glass)
Kaca normal merupakan kaca datar dengan permukaan jernih dan tingkat distorsi yang rendah. Kaca normal biasa digunakan untuk aplikasi pada bangunan perumahan, shoppingmall, hotel atau restoran. Penggunaannya untuk bagian bangunan seperti jendela, pintu, dinding partisi, display, atrium, railing, green house dll. Berapa tipe dari kaca normal adalah :
-         Clear Glass, merupakan kaca yang jelas dan transparan yang memberikan bayangan objek dibelakangnya dengan sangat jelas.
-         Tinted Glass, merupakan kaca yang telah diberi tambahan oksidan dari suatu jenis metal tertentu untuk mengurangi efek silau terhadap mata
-         Patterned, figured or rolled glass, merupakan jenis kaca dekoratif yang tembus pandang dengan pola tertentu disalahsatu permukaannya agar terjadi penyebaran cahaya yang datang pada permukaan kaca. Banyak digunakan pada interior bangunan
-         Wire glass, merupakan kaca yang diproduksi untuk perlindungan terhadap kebakaran
-         Extra clear glass, merupakan jenis kaca yang digunakan untuk tujuan estetika atu privasi karena dapat melindungi objek dibagian belakang dengan permukaan yang sangat halus.
b.     Kaca laminasi (Laminated Glass)
Kaca laminasi merupakan kaca yang terdiri dari 2 atau lebih lapisan dengan satu atau lebih lapisan transparan dengan penambahan bahan plastic Polyvinyl butiral [PVB] diantara kedua lapisannya. Sifat kaca diperkuat dengan adanya lapisan PVB. Aplikasi penggunaan kaca laminasi antara lain untuk bangunan perkantoran, bank, museum, toko perhiasan dll. Penggunaannya untuk bagian bangunan seperti atap, lantai, skylight, ruang observatorium hewan, akuarium, pelindungan terhadap gempa dan angin kecepatan tinggi dan kepentingan akustik. Kelebihan dari kaca laminasi ini antara lain :
-         Dapat mengurangi resiko retakan/pecah, bahkan dapat mengamankan gedung dari peluru, benda berat atau ledakan kecil. Walaupun terjadi kerusakan atau pecah, jenis kaca ini tetap memberi keamanan terhadap penghuni karena tetap berada pada posisinya (tidak terpecah menjadi puing-puing).
-         Penghalang yang baik terhadap kebisingan.
-         Dapat mengurangi masuknya sinar ultraviolet ke dalam bangunan. Perlindungan terhadap sinar ultraviolet bahkan mencapai 99%.
-         Mengurangi resiko pecahan puing akibat bencana seperti gempa, angin kencang , atau badai
-         Dapat memepertahankan waran dan umur bangunan - Mengurangi kerusakan akibat panas.
c.      Tempered atau Toughened Glass
Tempered glass merupakan kaca yang sangat kuat yang diproduksi dengan perlakuan pemanasan seragam pada suhu sekitar 6500 C yang kemudian didinginkan dengan cepat. Kelebihan dari jenis kaca ini adalah :
-         Sulit untuk pecah, walaupun pecah, akan menjadi bagian-bagian yang sangat kecil sehingga tidak membahayakan penghuni.
-         Lebih kuat 4-5 kali dari kaca normal dengan ketebalan yang sama
-         Sangat kuat terhadap perubahan suhu mencapai 2500 C, dibandingkan kaca normal yang hanya dapat bertahan pada perubahan suhu 400 C.
Tempered glass umumnya digunakan untuk aplikasi pada bangunan-bangunan dengan iklim yang keras misalnya dengan angin yang kencang atau beban salju dan termal yang tinggi. Digunakan untuk tujuan keamanan dan kekuatan, pada dinding bangunan-bangunan tinggi, airport atau untuk penggunaan interior dan eksterior yang memerlukan kekuatan tinggi.
d.     Heat strengthened glass
Heat strengthened glass merupakan jenis tempered glass yang diperkuat secara termal dengan menginduksi tekanan permukaan. Jenis kaca ini banyak digunakan untuk aplikasi pada dinding pemisah, lantai, atap dan kaca struktural. Kaca ini memiliki kekuatan mekanik 2 kali dibandingkan tempered glass biasa. Lebih tahan terhadap kerusakan akibat suhu dan pengurangan terhadap distorsi.
e.      Heat Soaked Tempered Glass
Heat Soaked Tempered Glass merupakan jenis kaca yang diproduksi dengan teknik perendaman untuk mengurangi resiko kerusakan yang diakibatkan proses produksi. Jenis kaca ini banyak digunakan untuk aplikasi pada bagian bangunan yang memerlukan kekuatan terhadap perubahan temperature, sepeti kaca struktural.
f.       Kaca reflektif (Reflective glass)
Kaca reflektif merupakan kaca yang dilapisi logam pada salah satu nya untuk meningkatkan reflesi panas dan cahaya. Jenis kaca ini memiliki kelebihan pada estetikanya dan mengurangi panas dan silau pada eksterior bangunan. Jenis kaca ini juga dapat mengurangi beban AC. Salah satu jenis reflective glass adalah kaca reflektif surya yang dapat merefleksi cahaya tanpa mengurangi sifat transparansi pada kaca tersebut. Penggunaan kaca reflektif misalnya pada entrance bangunan, pada jendela untuk ruang-ruang privat, dinding dekoratif, fasad bangunan dan pada bagian lain yang memerlukan perlindungan terhadap cahaya matahari.
g.     Insulating Glass Unit (Double Glazing)
Insulating Glass Unit merupakan jenis kaca pabrikasi yang terbuat dari 2 atau lebih kaca panel dengan rongga udara diantara lapisan kacanya. Rongga ini bisa diisi dengan udara kering atau gas agar memiliki kinerja termal lebih baik. Sistem seperti ini memiliki kelebihan karena dapat mengurangi transmisi panas dibandingkan kaca normal. Kelebihan kaca insulasi ini dapat mengurangi panas pada bangunan sehingga mengurangi beban pendinginan. Selain ini sangat efektif dalam mengurangi tingkat kebisingan yang berasal dari eksterior. Aplikasi kaca ini adalah untuk bangunan kantor, rumah sakit, hotel rumah dan bangunan-bangunan lain yang memerlukan pemanasan atau pendinginan yang tinggi. Termasuk bangunan yang memerlukan tingkat insulasi suara.
h.     Cermin atau Mirror
Cermin merupakan jenis kaca reflektif dengan tingkat refleksi yang tinggi. Dapat memberikan bayangan pada objek di depannya. Penggunaannya pada bangunan seperti pada kamar mandi, ruang ganti atau dinding dekoratif.

2.6           Aplikasi Kaca pada Bangunan
2.6.1    Plafon kaca
Penggunaan kaca pada plafon dan langit – langit biasanya bertujuan untuk memasukkan sebanyak mungkin cahaya alami ke dalam ruangan yang bertujuan sebagai penerang alami. Dalam bidang arsitektur biasa disebut skylight.


Skylight adalah ventilasi cahaya atau jendela transparan yang ditempatkan pada bagian atas bangunan. Fungsinya untuk mwningkatkan intensitas cahaya dan menghadirkan pemandangan langit ke dalam ruangan.
Kaca yang digunakan sebagai plafon harus memiliki tebal minimal 12 mm sampai 20 mm (kaca tempered). Pengaplikasian kaca sebagai bahan atap maupun plafon biasanya menggunakan rangka kotak – kotak dengan ukuran tidak lebih dari 1 m (kaca tempered 20 mm dengan ukuran 1 m x 1 m mampu menahan beban 200 kg).
2.6.2    Lantai kaca

Pemakaian kaca untuk laai dapat memberi kesan mewah dan elegan. Biasanya digunakan kaca laminate-double. Kaca ini merupakan gabungan kaca dengan tebal 8 mm. kaca laminate-double 8 mm ini membutuhkan jarak perkuatan 60 cm.

2.6.3    Dinding kaca
Kaca sebagai bahan yang memiliki ketahanan yang tinggi terhadap bahan kimia dan pengaruh korosi serta memiliki sifat tranparansi yang tinggi, sangat cocok digunakan sebagai bahan kulit bangunan. Hanya silika (larutan hydrofluoric acid) yang dapat menyerang permukaan kaca sehingga menyebabkannya menjadi terlihat buram. Larutan basa yang mungkin timbul dari beton berdekatan atau dari bahan kapur pada bagian bangunan lain juga dapat merusak permukaan kaca. Akan tetapi, kaca memiliki kelebihan dengan sifat-sifat sebagai bahan akustik yang baik serta memiliki sifat optik dan ketahanan yang tinggi terhadap temperatur sehingga cocok untuk digunakan sebagai elemen penutup bangunan. Sifat-sifat teknis yang dapat dibentuk dari bahan kaca seperti insulasi panas, bahan akustik dan transmisi cahaya dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan kenyamanan dalam bangunan.

Kaca yang digunakan untuk dinding bisa dua macam, yaitu kaca bening dan kaca cermin. Kaca cermin memberi efek pantul yang lebih sehingga memberi kesan luas. Penggunaan dinding kaca biasanya pada ruang – ruang kecil.
Untuk kaca bening, ketebalannya adalah 5 mm sampai 8 mm dengan jenis tempered, sandblast, atau laminated. Ukuran kaca ini biasanya 120 cm x 240 cm dan lebih kecil dari itu.

Penggunaan kaca sebagai dinding lebih berfungsi sebagai pembatas ruangan, bukan sebagai structural. Bila structural, kaca harus ditambah dengan rangka tambahan dan ukuran tiap kacanya lebih kecil dari 120 cm x 240 cm dan ketebalannya juga lebih dari 8 mm.
2.6.4    Tangga Kaca
Penggunaan kaca pada tangga berfungsi bangunan Nampak lebih elegan dan modern. kaca pada tangga biasanya digunakan pada bagian Railing tangga. Jika anak tangga terbuat dari kaca, paling tidak diperlukan dua lapis kaca dengan ketebalan masing – masing 12 mm untuk menjamin permukaan kaca tidak retak saat diinjak.






BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penggunaan kaca pada bangunan tidak hanya untuk memperindah nilai estetika, namun juga bertujuan supaya menghemat energy pada bangunan. Tidak sembarang kaca dapat digunakan untuk interior dan eksterior bangunan. Dibutuhkan kriteria khusus agar konstruksi bangunan tetap kokoh walau menggunakan kaca. Kriteria kaca bangunan antara lain :  dapat menopang beban lebih dari 200 kg, tahan terhadap perubahan suhu, tidak mudah pecah,dan memiliki nilai stress yang rendah.

3.2 Saran
Sehubungan dengan bahasan makalah ini, saya  mengharapkan kritik dan saran  para pembaca yang bersifat  membangun demi kesempurnan makalah ini dan penulisan  makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Kepada  rekan-rekan   mahasiswa agar lebih meningkatkan,menggali dan mengkaji lebih dalam tentang penggunaan kaca pada bangunan.

3.3 Daftar Pustaka